Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro menyayangkan lambatnya penanganan kasus DBD di Clolo. Padahal gejala DBD diClolo sudah mulai muncul pada 20 Desember lalu.
“Kasus ini bermula 20 Desember. Sampai sekarang kan sudah lama. Tetapi baru dilakukan fogging kemarin. Artinya kan terlambat. Saya sudah konfirmasi ke DKK (Dinas KesehatanKota), alasannya, diagnosa dokter menyatakan warga Clolo yang masuk rumah sakit awalnya bukan DBD. Walau akhirnya dinyatakan DBD,” katanya kepada wartawan, Sabtu (10/1).
Menurut Asih, dengan adanya kasus DBD di Clolo, ia meminta seluruh Puskesmas untuk waspada. Kewaspadaan itu agar DBD di Clolo tidak merembet ke daerah lain. “Cukup sekali ini di Kadipiro, jangan terulang,” ujarnya.
Lebih jauh, Asih juga meminta DKK untuk melakukan sosialisasike masyarakat agar waspada terhadap DBD. Pasalnya, realita di lapangan, beberapa rumah masih banyak membuka peluang tumbuhnya jentik-jentik nyamuk. Kerja bakti dan gerakan memberantas jentik nyamuk perlu digalakkan.
Senada, Anggota Komisi IV DPRD Solo Reny Widyawati menuturkan, masyarakat perlu pro aktif dalam mencegah tumbuhnya jentik nyamuk. “Pemeriksaan air setiap bulan dari kader Posyandu itu kan sebenarnya ada. Cuma kendalanya saat didatangi, rumanya tutup. Itu jadi kendala,” katanya.
Editor : Marhaendra Wijanarkodok.
dok.timlo.net/nanin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar