Fraksi PKS Solo -
Koalisi Merah Putih (KMP) Jawa Tengah talah
resmi dideklarasikan di Solo pada Kamis (20/11) beberapa waktu yang
lalu. Deklarasi yang digelar di Sunan Hotel Solo dan dihadiri oleh
pengurus KMP pusat ini menjadi lecutan tersendiri bagi partai politik
anggota koalisi yang ada di jawa tengah.
Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Surakarta meyakini
dengan dinamika politik yang ada di jawa tengah terutama di kota solo,
bahwa dengan adanya deklarasi koalisi ini menjadikan peluang kemenangan
dalam pilkada-pilkada di jawa tengah akan diraih. "Meskipun kemenangan
pilkada di kota solo sangat kecil peluangnya, namun KMP Jateng masih
memiliki peluang memenangkan pilkada di daerah lain. Itu asalkan partai
anggota koalisi mengabaikan ego masing-masing," ujarnya sebagaimana
dilansir dari harian radar solo.
Hal ini selaras dengan yang disampaikan Presiden PKS, Anis Matta
dalam sambutannya pada saat deklarasi KMP beberapa waktu lalu. "Jawa
tengah memang khas dalam dinamika sosial politiknya. Oleh karenanya,
diharapkan dengan deklarasi KMP Jateng ini bisa mengatasi berbagai
dinamika politik yang ada. Dengan koalisi KMP yang solid diharapkan juga
akan memenangkan pilkada di Jawa Tengah" ujar Anis Matta
Lebih lanjut, menanggapi ada partai politik yang pesimis dengan
koalisi merah putih, sugeng mengatakan bahwa dalam waktu dekat anggota
koalisi KMP Jateng akan segera bertemu untuk melakukan komunikasi
politik. (AR)
Diberikan mandat dari DPRD Kota Surakarta, Sekretaris Komisi IV yang merupakan anggota dewan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro melakukan public hearing terkait "Hubungan Program Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Solo (PKMS) dan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS) kota Solo dengan Program pemerintah berupa Kartu Sakti" melalui siaran radio di Radio Republik Indonesia (RRI) Solo. Selain memaparkan program, agenda ini juga digunakan untuk menampung aspirasi masyarakat kota surakarta terkait kebijakan-kebijakan pemerintah kota surakarta.
Menyinggung terkait program kartu sakti, Asih Sunjoto menerima banyak sekali keluah terkait hal ini. "Banyak keluhan dari masyarakat baik melalui sms maupun telepon pada saat siaran tadi. Mereka mengkritisi pemerintah yang dinilai kurang mengadakan sosialisasi terkait kartu sakti ini", ujar asih. Asih menambahkan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait juga belum massive dalam memfollow up i kebijakan ini. "Masyarakat merasakan Pihak-pihak yang bersentuhan langsung belum bisa optimal. Dicontohkan seperti Puskesmas dalam penangannya terhadap kartu sehat hanya buka dari jam 8 sampai jam 11 pagi, padahal harusnya bisa diperpanjang. Selain itu, pemegang BPJS juga sering mengeluhkan kehabisan obat. Terkait BPMKS masyarakat juga mengeluh walaupun biaya pendidikan gratis, mereka masih dikenakan biaya gedung yang tinggi, padahal di sukoharjo bisa digratiskan semuanya." tambah asih. Selain itu, disinggung mengenai data lama yang dimiliki BPS mengenai pemberian Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS), asih sunjoto juga mendapat keluhan bahwa ternyata BPS jarang melibatkan Ketua RT dalam hal melakukan update data masyarakat miskin.
Menerima banyak keluhan, Asih Sunjoto berjanji akan segera menyampaikan kepada pihak-pihak terkait. "Adanya banyak keluhan tersebut menggambarkan bahwa program pemerintah belum optimal. Saya mengharapkan hendaknya Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dalam melakukan pendataan harus melibatkan unsur-unsur paling bawah. Selain itu, sosialisasi yang massive selama 1 tahun ke depan sangat penting dilakukan serta dinas terkait harus melakukan koordinasi dan persiapan agar Inpres nomor 7 tahun 2014 terkait kartu sakti ini bisa berjalan baik dan tepat sasaran, ujar asih. (AR)